Mungkin banyak yang tidak tahu ada seorang pahlawan bernama Arie Frederik Lasut.
Pria asal Minahasa ini dijuluki sebagai pahlawan pertambangan dan geologi Indonesia.
Arie Lasut punya peran penting dalam mempertahankan jawatan pertambangan dan geologi dari tangan Jepang pada September 1945.
Lasut bersama pegawai muda lainnya di kantor Chisitsu Chisasho (Jawatan Geologi), seperti Raden Ali Tirtosoewirjo, R. Soenoe Soemosoesastro, dan Sjamsoe M. Bahroem mengambil alih kantor jawatan itu dari pihak Jepang.
Sejak saat itu pula, nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.
Pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) juga dilakukan oleh sejumlah pemuda pada 28 September 1945.
Perjuangan para ahli geologi dan pertambangan saat itu yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Pertambangan dan Energi yang jatuh pada tanggal 28 September yang tersurat dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 22 Tahun 2008.
Perjuangan Ari F. Lasut Untuk Pertambangan Indonesia
Di usia muda, Lasut termasuk pemuda yang gigih dalam mempertahankan jawatan pertambangan dan geologi dari tangan penjajah.
Lasut bahkan diburu oleh Belanda yang saat itu menduduki Yogyakarta pada tahun 1949.
Baca Juga: Millennial Wajib Tahu 3 Fakta Pertambangan di Indonesia
Telat pada tanggal 7 Mei 1948, Lasut diculik oleh pasukan Belanda Tjiger Brigade, dari kediamannya di Pugeran.
Lasut dibunuh dan ditemukan di daerah Sekip, yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada.