ilmutambang.com – Tidak ada peradaban manusia yang tak ditopang oleh industri pertambangan. Karena hampir semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan saat ini, baik konvensional maupun elektronik berasal dari bahan tambang.
Barang Tambang dan Manfaatnya Bagi Peradaban Manusia.
Misalnya, kaca meja, besi dan smartphone, mengandung bahan tambang. Bahkan, perlengkapan kosmetik seperti bedak dan sunblock juga termasuk.
Penggunaan produk tambang dan mineral oleh manusia telah dikenal sejak 300.000 SM, yakni pada zaman paleolitikum atau zaman batu. Pada saat itu manusia menggunakan batu yang sudah diolah untuk bertani dan berburu. Pemanfaatan bahan tambang dan mineral semakin beragam seiring perkembangan peradaban manusia. Pada era sekarang mineral dimanfaatkan untuk pembuatan komponen komputer seperti benang emas untuk semikonduktor, tembaga, platinum, aluminium dan sebagainya.
Barang Tambang Indonesia
Indonesia dianugerahi sumber daya alam mineral logam serta non-logam yang melimpah. Tentu ini perlu dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selain itu, mineral juga bisa digunakan sebagai modal awal untuk menstimulus perkembangan industri barang dan jasa.
Misalnya, tambang Grasberg Papua merupakan salah satu cadangan emas dan tembaga terbesar di dunia. Cadangan emas di Papua diperkirakan mencapai 29,8 juta ons. Sedangkan cadangan tembaga di wilayah ini sekitar 27% dari cadangan dunia. Nilai total cadangan emas di lokasi ini sebesar US$42 miliar, tembaga US$116 miliar dan perak US$2,5 miliar.
Namun dengan itu Indonesia juga menghadapi tantangan, yaitu tuntutan untuk memanfaatkan kekayaan tambang secara maksimal. Maka Indonesia harus mampu menggali dan mengolah kekayaan tersebut menjadi barang jadi yang bernilai tambah tinggi.
Jika bahan tambang diolah, maka akan ada industri-industri lain yang memanfaatkan secara kreatif. Terbukanya industri demi industri ini berarti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
Sebuah proses panjang dengan multiplier effect besar karena bukan hanya menggerakkan aktivitas pertambangan di hulu, tetapi juga aktivitas di tengah dan di hilir.
Maka ada tiga misi besar yang diemban Inalum selaku holding company BUMN Pertambangan, yakni menguasai cadangan dan sumber daya mineral di Indonesia, hilirisasi produk dan kandungan lokal, serta menjadi perusahaan tambang kelas dunia.
Meski demikian, telah disadari juga betapa mahal biaya proyek hilirisasi. Misalnya, biaya Freeport Indonesia untuk membangun pabrik smelter berkapasitas tiga juta ton per tahun sebesar US$3 miliar.