Batubara Menjadi Tumpuan Transisi Energi di Tanah Air – Proses usaha transisi energi di Indonesia selama beberapa dekade mendatang ini tidak akan dapat dilepaskan sama sekali dari peran batubara.
Batubara diprediksi akan tetap digunakan, meskipun dunia saat ini tengah mengarahkan diri ke pergantian penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Selama masa transisi tersebut, batubara tetap akan digunakan sebagai tulang punggung (backbone) pembangkit tenaga listrik.
Hal tersebut lantaran energi baru dan terbarukan masih dalam taraf pengembangan sampai mencapai kapasitas terpasang sesuai dengan yang telah ditargetkan.
Ketergantungan dunia pada batubara akan tetap tinggi, sehingga batubara masih menjadi pilihan utama paling tidak untuk 10 tahun ke depan ini.
Pada 2021 Indonesia menggunakan batubara sebesar 38 persen dari total energi nasional. Jumlah ini terbesar dibandingkan dengan sumber energi lainnya.
Minyak bumi sebesar 31,2 persen, gas bumi 19,3 persen dan energi baru terbarukan 11,5 persen.
Sementara pada tahun ini juga, batubara diproyeksikan masih menguasai total bauran energi utama Indonesia sebesar 34,5 persen.
Kemudian disusul minyak bumi 27,3 persen, gas bumi 22,5 persen dan EBT sebesar 15,7 persen.
Sumber daya batubara Indonesia tercatat sebesar 143,7 miliar ton, dengan rerata produksi sebanyak 600 juta ton per tahun, serta umur cadangan 65 tahun.
Baca Juga: Batubara, Penopang Utama Ekspor Indonesia Februari 2022
Sejauh ini batubara terbukti merupakan sumber energi yang paling murah dan memenuhi unsur ketahanan serta kedaulatan energi Indonesia.
Namun pemerintah telah berencana untuk mengurangi dan menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batubara.