ilmutambang.com – Cara mengelola air asam Tambang, pengelolaan Air Asam Tambang (AAT) sangat penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. ATT terbentuk karena proses fisika kimia kompleks dan melibatkan banyak faktor lainnya. Proses pengolahan ini disebut juga Acid Mine Drainage (AMD).
Proses penambangan menyebabkan terbukanya batuan penutup (overburden). Batuan ini mengandung sulfida dan akan bereaksi pada kondisi terbuka karena paparan air, udara dan bakteri. Ini akan membentuk larutan asam belerang. Asam belerang ini akan melarutkan logam pada batuan penutup.
Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT) dengan pengendapan limbah cair tambang itu biasanya berbentuk lumpur atau cairan yang bercampur dengan material padat lainnya. Limbah ini harus dipastikan aman bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sebelum dibuang ke saluran pembuangan akhir.
Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan dengan tahapan sebagai berikut:
- Penampungan Dan Pengendapan
Semua sisa proses kegiatan pertambangan ditampung dalam sebuah kolam penampungan. Limbah dibiarkan mengendap dan kadar asam dipantau dan diukur supaya lebih mudah pengolahannya.
Bagian bawah kolam dilubangi sebagai cairan hasil proses pertama ini mengalir ke kolam berikutnya. Sebab hanya air yang dialirkan ke saluran akhir nantinya.
- Penyaringan Pertama
Cairan hasil pemisahan material padat di kolam pertama ditampung di kolam ini. Kemudian cairan tersebut dialirkan ke kolam berikutnya, sebagai proses akhir pengelolaan air asam tambang.
- Pengolahan Menggunakan Kapur
Proses ini dimulai dengan memasukkan kapur ke dalam drum yang berisi air, lalu dialirkan ke dalam kolam penampungan limbah. Untuk ini dibutuhkan 3 selang yang berbeda fungsinya masing-masing.
Selang pertama untuk menyedot air limbah ke dalam drum berisi kapur. Sementara 2 selang lainnya untuk mengalirkan air kapur kembali ke dalam kolam.
Setelah pengapuran selesai hasilnya tidak langsung dialirkan. Namun terlebih dahulu diukur pH atau keasamannya hingga tepat 7, karena ini berarti netral sama dengan pH air normal yang aman bagi lingkungan.
Pengelolaan Air Asam Tambang dengan Pembuatan Hutan Rawa
Pengelolaan air limbah tambang dapat dilakukan juga secara alami dengan memanfaatkan bahan-bahan organik di sekitar sebagai unsur penyerap logam berat.
Proses pengelolaan limbah cair tambang ini sangat sederhana, ekonomis dan hanya dengan menyediakan lokasi khusus pengelolaan asam tambang. Lokasi pembuangan limbah ini kemudian akan berfungsi sebagai hutan rawa.
Pertama, siapkan tandan sawit atau bahan organik lainnya, yang akan dijadikan kompos. Bahan-bahan organik tersebut sangat efektif dan aman dalam menyerap logam berat secara alami.
Kemudian tempat pembuangan limbah tersebut ditanami dengan tanaman air yang tahan asam, seperti rumput tifa. Tanaman ini juga berfungsi sebagai pereduksi sulfat. Melalui proses tersebut air akan memiliki pH lebih tinggi hingga mendekati 7.
Sementara logam berat dalam lumpur akan mengendap dengan sendirinya dan beberapa unsur akan menguap ke udara. Sehingga yang tertinggal adalah air dengan pH normal dan aman bagi tumbuhan, mikro organisme dan hewan di lingkungan tersebut.
Proses pengelolaan air asam limbah tambang ini lebih hemat biaya, karena tidak harus membeli kapur untuk menaikkan pH. Bahan-bahan organik untuk menyerap logam ini mudah didapat dan tidak harus dibeli.
Kawan tambang, dua metode di atas penggunaannya disesuaikan dengan volume hasil buangan limbah tambang. Setiap perusahaan tentu memiliki kebijakan sendiri bagaimana proses usahanya ini tidak akan merugikan alam sekitar.