Puji Harjo, seorang pria berusia 58 tahun yang tinggal di Dusun II, Desa Banjarsari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini berbagi cerita soal adanya tambang di wilayahnya yang membawa berkah bagi diri dan keluarganya.
Puji dan keluarganya merasakan berkah dari adanya perusahaan tambang karena Puji sendiri yang memiliki 1 unit tronton menyewakan kendaraan tersebut dan menjadi penyedia jasa angkutan armada tambang batubara di wilayahnya.Â
Puji bersyukur dengan adanya tambang karena tidak hanya dilibatkan sebagai penyedia armada berupa angkutan, namun anak nya juga direkrut untuk bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan tambang di wilayahnya.Â
Sebelumnya, Puji dan keluarga datang ke Kalimantan karena ikut transmigrasi asal dari Pulau Jawa.
Sembari bekerja sebagai penyedia jasa tronton untuk tambang, Puji juga menjadi petani karet yang tergolong sukses.Â
Menurutnya, dalam sebulan Puji dapat hasil karet mencapai 1.300 kg. Dalam sebulan, biasanya 2 kali timbang, harga karet per kilo Rp 8.000 dan rata-rata penghasilan kotor dari kebun karetnya mencapai Rp 10 jutaan.
Baca Juga: Metallurgists Wajib Tahu! 8 Sifat Mekanik Material Logam
Jumlah ini tentunya bisa menambah pemasukan bagi Puji dan Keluarga disamping pekerjaannya sebagai penyedia jasa tronton tambang.Â
Meskipun di tengah polemik isu negatif mengenai industri pertambangan, namun cerita Puji Harjo ini bisa menjadi salah satu contoh dari adanya berkah atau dampak positif dengan adanya tambang di wilayah Indonesia.
Adanya tambang di suatu wilayah bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk membantu perekonomian warga sekitar dan keluarganya, baik secara langsung melalui rekrutmen sebagai karyawan di perusahaan tambang, maupun secara tidak langsung dengan menjadi pendukung operasional tambang seperti yang dilakukan Puji Harjo.