Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) Novrial melihat potensi situs eks-tambang batu bara Ombilin di Kota Sawahlunto yang ada sejak abad 19 bisa dijadikan objek wisata.Â
Novrial menyebut, bekas tambang batu bara tersebut pasti akan diminati oleh kalangan pelajar untuk tujuan karyawisata.Â
“Segmen wisata sejarah adalah segmen khusus yang mayoritas peminatnya adalah kalangan terpelajar serta berpenghasilan menengah ke atas. Mereka rata-rata lama tinggal di satu daerah. Ini potensi yang harus digarap,” ujar Novrial.Â
Sebagai informasi, jaringan kereta api di Sumbar itu berawal dari ditemukannya batu bara di Ombilin oleh WH De Grave pada 1871.
Jalur kereta tambang dahulu dipergunakan untuk mengangkut batu bara dari Ombilin menuju Teluk Bayur di Kota Padang.Â
Tambang batu bara Ombilin pun dikenal sebagai tambang batu bara terbesar di Asia Tenggara, dan satu-satunya yang berada di bawah tanah di Indonesia.
Ada bagian lorong tambang yang bisa dikunjungi dengan bentuk yang masih sama seperti ratusan tahun lalu.
Di wilayah bekas tambang Ombilin terdapat gedung Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto menyuguhkan informasi seputar cikal bakal dan sejarah perkembangan kota Sawahlunto.
Baca Juga: Kideco Sambut Baik Hasil Keputusan Pengesahan RUU Minerba
Novrial mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat video klip tentang jaringan kereta api dan stasiun pendukung sepanjang jalur Sawahlunto hingga pelabuhan Teluk Bayur yang saat itu bernama Emma Haven.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sumbar Hendri Agung Indrianto mengatakan, video klip tersebut nantinya akan dijadikan salah satu materi promosi dan sosialisasi kepada masyarakat luar untuk memasarkan potensi pariwisata Sumbar.