Wakil Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Yoseph Swamidharma mengatakan, kegiatan eksplorasi menjadi salah satu kunci agar “harta karun” atau cadangan batubara Indonesia dapat bertambah.
Yoseph mengatakan, semua daerah batubara di Indonesia sudah melakukan eksplorasi awal. Artinya, yang perlu dilakukan saat ini adalah meningkatkan inventori atau cadangan dari data hasil eksplorasi menjadi sumber daya dan cadangan.
Namun demikian, eksplorasi ini harus dilakukan secara masif bersamaan dengan aktivitas pertambangan agar neraca keuangan perusahaan juga terjaga.
Eksplorasi dapat dilakukan dalam bentuk eksplorasi lanjutan dan peningkatan teknologi pengolahan. Kegiatan eksplorasi juga dapat disertai dengan penemuan dan implementasi teknologi pengolahan yang ramah lingkungan.
Mengingat saat ini dunia tengah berlomba-lomba meninggalkan pemanfaatan batubara, yang membuat prospek pasar menjadi sedikit dan aktivitas lanjutan menjadi terhambat.
Baca Juga : Harga Terus Melambung! Ekspor Batubara Baru Capai 32%
Tanpa teknologi tersebut, eksplorasi hanya akan dilakukan sebatas persyaratan eksplorasi lanjutan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka memperbaiki statistik inventarisasi sumber kekayaan yang belum tentu diusahakan untuk kepentingan ekonomi.
Seperti yang diketahui, dari segi banyaknya cadangan, Indonesia memiliki 34,87 miliar ton batubara dan menduduki posisi ketujuh di dunia.
Diketahui dalam 10 tahun terakhir, tidak ada eksplorasi dan temuan cadangan signifikan baru yang mampu membuat cadangan batubara Indonesia bertambah.
Diharapkan dengan adanya kegiatan eksplorasi yang sejalan dengan teknologi ramah lingkungan, membuat prospek pasar batu bara kedepannya lebih terjamin dan tentunya menambah cadangan batubara Indonesia.