Harga batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) pada Senin (16/8/2021) tercatat terus melambung 0,98% ke level harga US$169,75/ton. Namun tampaknya hal ini tidak berbanding lurus dengan catatan ekspor batubara pada semester I 2021 yang baru mencapai 157,16 juta ton atau baru 32% dari target 487,5 juta ton.
Berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ekspor batubara pada semester I 2021 ini bisa dikatakan rendah di tengah melambungnya harga batubara.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 sebesar 169,3 juta ton, capaian ekspor batubara tahun ini turun 7,17%.
Secara rinci, ekspor batubara Indonesia pada semester I 2021 tercatat sebagai berikutÂ
- Januari 28,96 juta ton
- Februari 26,16 juta ton
- Maret 26,83 juta ton
- April 26,94 juta ton
- Mei 25,71 juta ton
- Juni 22,56 juta tonÂ
Sebelumnya, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) merencanakan ekspor batubara tahun 2021 ke China sebesar 160 juta ton, namun target ini masih dibahas dalam conference call dengan China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA) karena tergantung dengan kesepakatan business to business dan kuota impor China.
Sementara dari segi produksi, produksi batubara Indonesia pada semester I 2021 tercatat telah mencapai 297,94 juta ton atau telah mencapai 47,67% dari total target tahun ini sebesar 625 juta ton.
Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, produksi batubara Indonesia pada semester I 2021 naik 5,2%.
Baca Juga :Â Jadi Pelanggan! Konsumsi Batubara Asia Pasifik Meningkat
Tren harga batubara yang terus melambung ini telah mempengaruhi nilai produksi batubara menjadi semakin besar, sehingga diharapkan Indonesia juga dapat memaksimalkan peluang ekspor batubara ke negara lain.