Pada pekan ini harga batubara diperkirakan akan ‘cerah’ sejalan dengan naiknya permintaan dunia.
Pada perdagangan pekan lalu, Jumat (24/6/2022) harga batubara kontrak Juli di pasar internasional memang ditutup melemah 2,5% ke posisi US$ 387 per troy ons.
Namun dalam sepekan, harga batubara tetap melonjak 7,9% secara point to point. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam satu pekan setelah pekan ketiga Mei (16-20 Mei 2022) yakni 16%.
Kenaikan pada pekan lalu juga membawa batubara nyaris menyentuh US$ 400/per ton. Dalam sebulan harga batubara juga masih naik 2,2% dan dalam setahun melesat 201,4%.
Pada pekan ini harga batubara diperkirakan masih akan tetap tinggi karena permintaan dari sejumlah negara di Eropa meningkat, sementara sebaliknya pasokan semakin ketat.
Namun produksi batubara Indonesia masih belum maksimal, karena masalah dengan cuaca. Padahal, Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar untuk batubara thermal.
Dampak La Nina membuat produksi batubara berkurang. Produsen batubara juga tidak dapat meningkatkan produksi secara cepat karena persoalan pembiayaan.
Baca Juga: Terima Kasih Rusia, Batubara Indonesia Laris di Eropa
Semakin mahalnya harga gas dan ketidakmampuan sumber energi terbarukan menggantikan energi fosil dengan cepat, maka harga batubara kemungkinan masih akan naik di tahun ini dan masih akan terus tinggi dalam jangka menengah.
Faktor lain yang menyebabkan harga batubara naik yaitu setelah Rusia memangkas pasokan gasnya ke sejumlah negara Eropa pada pekan lalu, harga batubara melonjak tajam.
Hal ini membuat Belanda, Jerman, Austria, hingga Inggris dan Prancis beralih kembali ke batubara. Negara tersebut akan menghidupkan kembali pembangkit listrik batubara untuk mencegah terjadinya krisis energi listrik.