Pada perdagangan Selasa (19/7/2022), harga batubara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle akhirnya melonjak 5,8% di angka di US$371/ton setelah turun selama sepekan terakhir.
Penguatan batubara tersebut mengakhiri tren pelemahan batu hitam yang berlangsung sejak Rabu (13/7/2022) pekan lalu yang sempat menyentuh US$349/ton.Â
Kembali menggeliatnya harga batubara dipicu oleh kekhawatiran pasokan gas di Eropa turun dan ketidakpastian perbaikan jaringan pipa gas milik perusahaan Rusia bernama Gazprom memakan waktu lama untuk kembali normal.
Baca Juga : Ini Deretan Bos Batubara yang ‘Banting Setir’ ke Nikel
Gazprom juga telah memberitahu negara-negara Eropa jika mereka tidak bisa menjamin pasokan gas sesuai tepat waktu karena alasan “extraordinary” ini.Â
Dilansir dari Reuters, Komisi Uni Eropa telah menyusun sejumlah skenario mengenai perbaikan pipa gas ini. Dalam skenario terburuk mereka, jaringan pipa gas akan selamanya terputus sehingga Uni Eropa membutuhkan sejumlah sumber energy alternatif, seperti batubara.
Rencana mendatangkan batubara tersebut diharapkan bisa menghindarkan kawasan Eropa dari krisis listrik saat musim dingin mendatang.
Mengutip Global News, profesor ekonomi dari University of Duisburg-Essen di Jerman Rudolf Juchelka mengatakan semua tidak ada yang tahu apa yang terjadi nanti saat musim dingin datang, maka semua orang menjadi khawatir. Â
“Tidak ada yang tahu akan seperti apa musim dingin mendatang. Semua orang menjadi khawatir,” tutur Rudolf.Â
Menyusul terganggunya pasokan gas milik perusahaan Rusia, sejumlah negara Uni Eropa telah mengumumkan akan mengoperasikan kembali pembangkit listrik batubara mereka untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat musim dingin. Kondisi tersebut membuat permintaan batubara meningkat sehingga membuat harganya merangkak naik.