Pekan lalu, harga batubara meroket setelah panic buying akibat kekhawatiran kurangnya pasokan. Pada perdagangan Jumat (22/4/2022) harga batubara acuan Newcastle (Australia) kontrak Mei memang ditutup melemah 2,3%, yaitu US$ 349,75 per ton.
Pada pekan ini diperkirakan harga barubara tidak akan melambung setinggi minggu lalu. Namun, harga batubara diramal masih tetap bergerak di level US$ 300 per ton.
Sedangkan selama sepekan, secara keseluruhan harga batubara menguat 9,26% point to point. Sedangkan selama sebulan, sudah melambung 29,56%, sementara dalam setahun melejit 308,8%.
Pada pekan ini, diperkirakan pergerakan harga batubara tidak akan setinggi pekan lalu. Meskipun sanksi kepada Rusia masih terus dilakukan, ada data produksi China dan India menunjukkan peningkatan,
Pasokan global akan sedikit longgar akibat peningkatan produksi batubara di China dan India, yang membuat kedua negara mengurangi impor.
Pada kuartal I-2022 produksi batubara China mencapai 1,08 miliar ton meningkat 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pada kuartal I-2022 impor batubara China mencapai 51,81 juta ton, turun 24,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Naik 18%, Harga Batubara Diproyeksi Akan Terus Meroket
Sementara untuk tahun fiskal 2021/2022 yang berakhir Maret, India memproduksi 777,2 juta ton batubara, naik 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan selama periode April 2021-Januari 2022, impor batubara India anjlok 16,4% ke 173,2 juta ton.
Akibat sedikit longgarnya pasokan batubara global membuat harga tidak ‘sepanas’ pekan lalu. Di mana pada Selasa (19/4/2022) harga terus melambung dari US$ 320 per ton menjadi US$ 357,85 per ton pada Kamis (21/4/2022).