Di tengah tingginya permintaan batubara sebagai sumber utama energi listrik selama musim panas dan berdampak pada naiknya harga, Pemerintah China mengumumkan untuk membuka kembali tambang batubara yang sudah ditutup sebelumnya.
Diketahui sebelumnya, China sudah menutup beberapa area pertambangan batubara demi menjalankan misi dekarbonisasi dan mencapai target karbon netral pada 2060 mendatang.
Pemerintah China membuka kembali 38 tambang batubara yang berlokasi di Provinsi Mongolia Dalam.
Kemudian disusul oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi China yang mengumumkan pembukaan kembali 15 tambang batubara lainnya yang terletak di bagian Utara China, tepatnya di Provinsi Mongolia Dalam, Xinjiang, dan Shanxi selama satu tahun ke depan.
Atas pembukaan ini, maka total tambang batubara yang sudah dibuka kembali di China berjumlah sebanyak 53 tambang.
Keputusan pembukaan tambang batubara ini dilakukan terkait dengan meningkatnya harga batubara yang sudah sampai satu per tiga dari harga normal di bulan Mei.
Keputusan pembukaan ini juga sudah direkomendasikan oleh sejumlah pembuat kebijakan di China untuk mengurangi langkah agresif dalam mengurangi emisi karbon demi memenuhi permintaan batubara dalam negeri.
Pembukaan kembali tambang batubara ini diharapkan dapat memberikan tambahan pasokan batubara di China yang mencapai 44 juta ton.
Produksi batubara China pada kuartal tahun 2021 sendiri telah meningkat 16% menjadi sebesar 970,56 Mt.
Seperti yang diketahui, China bukan satu-satunya negara yang bergantung dan berencana untuk membuka kembali tambang batubara.
Baca Juga : Investasi di Sektor Tambang Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi RI
Australia juga tengah berdiskusi rencana untuk memperpanjang sejumlah tambang batubara.