Harga Nikel Terangkat Berkat Pulihnya Industri China
Berdasarkan bursa London Metal Exchange (LME) Jumat (11/12, setelah pulihnya industri China baru-baru ini, pergerakan harga nikel juga ikut menguat.
Bahkan, harga nikel sempat menyentuh level tertingginya tahun ini pada level US$ 17.430 per metrik ton pada perdagangan Kamis (10/12).
Harga nikel yang terus melaju terdorong oleh sejumlah sentiment. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di China sudah berada di atas 50 yang menandakan industri di Negeri Panda tersebut sudah kembali naik.
Begitupun industri baja anti karat (stainless steel) di China yang kembali berproduksi normal dengan permintaan dari luar China yang sudah meningkat.
Dampaknya adalah harga nikel yang terus meningkat karena industri baja anti karat masih menjadi konsumen terbesar komoditas nikel sekitar 77% kontribusi,.
Di sisi lain, sentimen kemenangan Joe Biden dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) November kemarin, memang berdampak bagi beberapa komoditas.
Khususnya terkait program Joe Biden untuk energi ramah lingkungan.
Bagi komoditas logam seperti nikel dan tembaga akan memiliki keuntungan dalam beberapa tahun ke depan mengingat keduanya merupakan komponen untuk baterai kendaraan listrik (electric vehicle).
Baca Juga: Kideco Kembali Raih Proper Emas Tingkat Nasional
Sebaliknya, komoditas energi fosil seperti batubara dan minyak mentah akan berpotensi mengalami stagnasi permintaan dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, agar investor tetap harus mencermati bahwa permintaan nikel untuk kendaraan listrik masih sekitar 5% bagi kontribusi nikel dunia.