Holding PT Kideco Jaya Agung yaitu, PT Indika Energy Tbk membuka peluang divestasi sebagai salah satu strategi tekan jejak karbon.
Peluang divestasi ini juga dilakukan untuk mencapai rencana pendapatan 50:50 dari bisnis batubara dan non-batubara.
CEO Indika Energy Aziz Armand mengatakan jika mereka membuka semua opsi secara strategis, baik divestasi, kerja sama, ataupun kombinasi keduanya. Strategi ini diupayakan agar dapat menyeimbangkan bisnis batu bara dan non-batubara.
“Apa pun itu, yang ujungnya menurunkan eksposur terhadap jejak karbon dan pendapatan 50 – 50. Kita terbuka sekali opsi apa saja yang tersedia buat kita, dari sisi kepemilikan kita terhadap aset-aset kita di sektor batu bara,” ujar Aziz.
Jika melihat saat ini permintaan batubara, kebutuhan pemenuhan batubara terutama di Asia Pasifik masih tergolong tinggi. Namun, holding Kideco ini tetap teguh pada pendiriannya untuk melakukan transisi energi.
“Kita tidak bisa melihat saat ini saja berkaitan dengan transisi energi. Pemerintah juga sudah aware dengan mengeluarkan RUPTL baru 2021 sampai 2030 terkait energi terbarukan. Itu semua berkaitan,” kata Aziz.
Dalam mendukung transisi energi, holding Kideco ini menyatakan keikutsertaannya dalam mendukung hal tersebut.
Pihak perusahaan merasa memiliki kewajiban untuk transisi energi dan memperhatikan dari sisi konsolidasi keuangan serta tenaga kerja.
Aziz menambahkan, tenaga kerja di Indika Energy perlu penyesuaian tertentu dan hal tersebut menjadi tantangan baru bagi kami.
Baca Juga : Peneliti Berhasil Ubah Karbon Dioksida menjadi Batubara
Meskipun demikian, Aziz mengatakan batubara masih akan memiliki peranan besar bagi energi dunia. Namun, dalam konteks transisi energi, diharapkan peranan tersebut akan mengalami penurunan di masa mendatang.