ilmutambang.com – Gimana sih proses terbentuknya emas yang ada di perut bumi? Emas adalah logam mulia yang memiliki nilai jual tinggi. Unsur kimia emas dalam tabel periodik diberi simbol (Au) Aurum.
Emas memiliki karakteristik, yaitu berwarna kuning, lunak, elastis, mudah untuk dibentuk, mengkilap dan warnanya tidak mudah pudar.
Untuk mendapatkan emas perlu melakukan penambangan. Kegiatan penambangan ini membuat orang berpikir bahwa emas berasal dari dalam perut bumi.
Padahal emas tidak berasal dari planet bumi. Namun emas berasal dari tabrakan meteorit sekitar lebih dari 200 juta tahun setelah bumi terbentuk.
Saat itu meteor menghujani bumi, yang di antaranya mengandung emas. Meteorit-meteorit itu menghantam dan tertahan pada permukaan bumi. Bagian pecahan-pecahan meteorit tersebut tersebar di beberapa bagian permukaan Bumi.
Bijih emas dari meteorit ini lalu menyebar dan larut bersama fluida (cairan) yang panas dan mengalir melalui pori-pori batuan atau rekahan struktur. Ketika fluida pendingin, emas yang larut bersama fluida itu mengisi rekahan dan membentuk endapan berupa urat (vein) atau lode.
Fluida tidak hanya mengangkut bijih emas, tetapi juga mineral-mineral lainnya, seperti kuarsa. Oleh sebab itu, emas selalu ditemukan bersama mineral logam lainnya seperti perak, uranium, tembaga dan besi.
Eksplorasi emas adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas emas untuk kemudian dapat dilakukan analisis kemungkinan dilakukannya eksploitasi (penambangan).
Sampai saat ini penambangan emas masih sangat menjanjikan, karena emas merupakan produk safe haven, yang akan terus dicari konsumen perorangan atau negara sebagai investasi maupun cadangan devisa.
Apabila Indonesia menjadikan emas sebagai cadangan devisa, maka ketergantungan terhadap kurs dolar AS dapat terus dikurangi. Karena setiap tahun, Indonesia mengekspor emas senilai US$ 3-4 miliar.
Demikian penjelasan singkat tentang proses terbentuknya emas dan dampak ekonomi bagi Indonesia.