Daftar sumber cuan Republik Indonesia (RI) hingga ratusan triliun adalah dari minyak kelapa sawit, batubara hingga nikel.
Sumber cuan ini disebabkan oleh ledakan harga komoditas dan membuat peningkatan penerimaan RI di saat yang tak terduga layaknya Jackpot!Â
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika efek lonjakan harga komoditas ini berpengaruh kepada Bea Keluar (BK). Dana realisasinya mencapai Rp22,56 triliun dan menjadi sejarah baru bagi Indonesia.
Dalam konferensi pers APBN Kita periode Oktober 2021 beliau menyampaikan bahwa BK melonjak sebesar 910,6% karena komoditas CPO dan logam dasar, batubara, nikel dan lain nya.
Pertumbuhan yang tinggi juga tercatat oleh Pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Di mana dalam sembilan ini saja PNBP telah terealisasi sebesar 107,6 persen. Dengan kata lain melewati target APBN menjadi Rp320,8 triliun.
Sumber Daya Alam (SDA) migas mendominasi pertumbuhan tersebut. Tadinya hanya 16,4 persen lalu menjadi 82,7 persen dengan target Rp75 triliun.
Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan ICP dalam 10 bulan terakhir sebesar US$62,55 per barrel atau di atas rata-rata asumsi APBN.
Lalu pendapatan PNBP kian meningkat dari 32,9 persen menjadi 93,2 persen dari target Rp109,1 triliun. Kenaikan penjualan hasil tambang batubara, pendapatan minyak mentah dan layanan PNBP KL menjadi faktor pendorong peningkatan tersebut.
Pada Januari-September 2021 pajak juga mendapatkan kenaikan dari sektor pertambangan melonjak 38,4 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/ yoy), jauh membaik karena sempat mengalami penurunan hingga 42,7 persen.
Baca Juga :Â Cuan! Batubara Mendominasi Angkutan Barang PT. KAI
Adapun pada kuartal III-2021, penerimaan pajak dari sektor pertambangan melesat 317,6 persen yoy. Kenaikan ini sangat baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh negatif 18 persen yoy.
Jackpot ini diperkirakan akan bertahan hingga awal tahun 2022 nanti.