ilmutambang.com – Emas merupakan barang tambang yang masuk ke dalam golongan logam mulia. Logam ini berarti memiliki nilai jual yang tinggi. Dalam tabel periodik, emas diberi simbol (Au) Aurum.
Emas memiliki karakteristik, yakni berwarna kuning, lunak, elastis, mudah untuk dibentuk, mengkilap dan tidak warna tidak mudah memudar. Emas merupakan logam langka dan untuk memperolehnya diperlukan kegiatan penambangan.
Sejarahnya sendiri, emas berasal dari tabrakan meteorit, kira-kira dari 200 juta tahun setelah Bumi terbentuk. Saat itu Bumi dihujani oleh meteorit dan beberapa di antaranya mengandung emas.
Meteorit-meteorit jatuh dan masuk ke dalam tanah dan tertahan pada permukaan bumi, namun tidak masuk ke bagian inti Bumi. Pecahan-pecahan meteorit itu tersebar di beberapa bagian permukaan Bumi.
Emas yang berada dalam meteorit kemudian larut bersama fluida (cairan panas), kemudian mengalir melalui pori-pori batuan (rekahan).
Saat fluida secara bertahap mendingin, maka emas yang larut pada fluida mengisi rekahan dan membentuk endapan berupa urat (vein) atau lode (dalam ukuran besar disebut mother lode).
Jenis endapan emas yang dapat menjadi acuan untuk mengetahui proses terbentuknya emas dapat dibagi menjadi:
- Endapan Epithermal (Porfiri)
Sebagian besar endapan emas yang ditemukan di Indonesia berasal dari endapan epithermal. Endapan epithermal berbentuk urat-urat, baik itu urat kuarsa ataupun urat karbonat, yang terbentuk pada suhu 150-300 derajat celcius dalam pH sedikit asam atau mendekati netral.
Urat-urat emas biasanya terbentuk di sekitar endapan porfiri ini dekat dengan logam lain, seperti tembaga, timah, wolfram, dan molibden.
Endapan emas ini juga bercampur dengan intrusi batuan beku tipe kalk-alkalin dan terbentuk pada suhu 400 derajat celcius.
Proses endapan emas dibawa larutan hidrotermal yang banyak mengandung ligan HS negatif dan OH negatif, kemudian ligan-ligan tersebut membawa emas hingga ke pengendapan. Breksi hidrotermal adalah tanda telah terjadinya pendidihan pada larutan hidrotermal.
Selama waktu pendidihan, tekanan akan semakin besar, bahkan dapat menghancurkan dinding batuan. Akibatnya gas H2S akan menguap dan terjadi peningkatan nilai pH dan penurunan suhu.
Proses tersebut menghantarkan emas pada batuan, sehingga kadar emas primer yang ditemukan cukup tinggi dan umumnya dijumpai pada breksi hidrotermal.
- Endapan Metamorfogonik
Endapan Metamorfogonik adalah endapan emas yang bercampur dengan batuan metamorf yang terbentuk dari proses metamorphose. Endapan ini banyak ditemukan pada urat-urat kuarsa atau kalit sekitar batuan metamorf.
Endapan metamorf terbentuk pada tekanan dan suhu tinggi yang mengakibatkan orientasi struktur, sehingga terjadi reaksi sebagian dari kristal dalam kondisi fase padat.
Proses penguapan air mineral dan air di antara ruang pori itu menyebabkan terjadi sirkulasi air hidrotermal. Air hidrotermal tersebut mengandung karbon dioksida dan karbon monoksida. Air hidrotermal tersebut juga mengangkut logam.
Oleh sebab itu, kuarsa dan kalsit secara bersama terangkat dengan logam terendap dalam bentuk urat-urat. Pada urat-urat inilah ditemukan logam emas.
- Endapan Mesothermal
Endapan Mesothermal adalah endapan yang menghasilkan lode emas besar atau induk emas (Mother Lode). Lode emas merupakan salah satu jenis endapan hidrotermal yang terbentuk pada daerah batuan metamorf dan menjadi sabuk metamorfik. Endapan mesothermal ditandai oleh urat-urat kuarsa yang mengandung emas pada batuan metamorf.
Sabuk metamorfik ini dengan rangkaian sabuk bertekanan rendah secara struktural dikontrol dan terikat dengan sulfide dan karbonasi batuan samping.
Biasanya logam emas pada endapan mesothermal terikat dengan mineral lain seperti kalkopirit, galena, sfalerit, pirit, arsenopirit, temantit, tetrahedrite.
- Endapan Placer
Endapan placer merupakan tempat tersebarnya emas dalam jumlah banyak di muka bumi, dari emas berbentuk pipih, tipis, debu, sebesar kelereng, hingga 100% komposisi emas murni. Ada dua jenis endapan placer, yaitu alluvial dan elluvial.
Emas placer aluvial terdapat di daerah lereng perbukitan yang mengalami erosi, pelapukan dan transportasi. Sedangkan placer aluvial tersebar dengan luas dan tidak terkonsentrasi pada satu titik, sehingga saat melakukan penambangan diperlukan usaha ekstra, namun hasil yang tidak terlalu banyak.
Kawan tambang, proses pembentukan emas yang panjang tersebut jarang diketahui. Sehingga emas menjadi barang mewah, karena proses penemuan sampai pengolahannya tidak mudah. Dari 1000 kg batuan, hanya didapatkan 0,005 gram emas dengan proses yang panjang.