Senin, September 16, 2024
Berita TambangMelihat Sejarah Panjang Tambang Timah di Bangka Belitung

Melihat Sejarah Panjang Tambang Timah di Bangka Belitung

Bangka Belitung adalah salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Tambang timah tersebut memang sangat melegenda. Meskipun saat ini sudah tidak ada perusahaan yang melakukan pertambangan timah dalam skala besar.

Di Pangkal Pinang terdapat Museum Timah Indonesia yang dapat menceritakan sejarah. Para pengunjung akan mendapatkan berbagai informasi menarik tentang sejarah tambang timah di Bangka Belitung. 

Sekelumit sejarah tambang timah di Bangka Belitung dapat disimak sebagai berikut:

  1. Ditemukan Orang Belgia

Pada 1823, JP. De La Motte, seorang kapten pelaut berkebangsaan Belgia yang menjabat sebagai Asisten Residen di Belitung menemukan potensi tambang timah di Belitung.

  1. Dikelola oleh Belanda

Pada 1850, pemerintahan Belanda mengambil alih penambangan timah di Belitung. Kemudian dikelola oleh perusahaan swasta, yaitu Billiton Maatschappij, yang dimiliki John Loudon serta beberapa rekannya dan mengendalikan serta mendominasi tambang timah itu selama satu abad.

  1. Berkembang Pesat
Baca Artikel  Yuk Belajar Bagaimana Proses Mengolah Emas Mentah di Sini!

Pada awalnya tambang timah di Belitung menjadi satu dengan yang di Bangka, namun pada 1852 pertambangan timah tersebut dipisahkan. 

Antara 1875 hingga 1891, tambang timah di Belitung tersebut mengalami perkembangan pesat dan membuat Billiton Maatschapij mampu menyumbang 750 ribu gulden untuk perbendaharaan Hindia Belanda.

  1. Pekerja Tambang dari China

Di abad ke-19, para pekerja dari China mulai berdatangan untuk menjadi pekerja tambang timah di Bangka dan Belitung.

  1. Harga Timah Merosot

Setelah Perang Dunia I, harga timah dunia turun drastis, yang membuat Belanda dan negara-negara penghasil timah lainnya membatasi produksi timah dan juga berdampak pada merosotnya perekonomian di Belitung.

Banyak buruh tambang asal China memutuskan untuk pulang kampung. Pada 1930, setidaknya lebih dari lima ribu penambang China kembali ke negaranya.

  1. Jepang Memperburuk Situasi
Baca Artikel  Jurusan Teknik Pertambangan: Definisi hingga Peluang Karir

Pada Perang Dunia II produksi timah kembali mengalami hambatan, padahal di akhir 1930-an harga timah sempat naik lagi. Selain itu, Jepang yang mulai menduduki Belitung juga memperburuk usaha pertambangan timah.

  1. Billiton Maatschappij Kembali

Pada 1945, Jepang menyerah dan Belanda kembali ke Indonesia, termasuk Billiton Maatschapij. Dengan nama baru, yaitu NV Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (GMB).

Belanda berusaha memulihkan perekonomian dengan membangun produksi timah dan membentuk pemerintahan otonom untuk menghalangi kekuasaan Republik Indonesia

  1. Aksi Buruh Timah China

Para buruh tambang China melakukan protes karena tidak mau mematuhi peraturan Billiton Maatschappij atau GMB perusahaan. Dan menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja dan libur. Mereka bereaksi ketika Belanda menerapkan kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan mereka.

  1. Pemerintah Indonesia Ambil Alih Perusahaan
Baca Artikel  Mau Kuliah Jurusan Teknik Pertambangan? 5 Kampus Ini Bisa Jadi Rekomendasi

Pada 1949, pemerintah Indonesia mengambil sebagian besar saham GMB. Kemudian pada 1958, Indonesia mulai mengambil alih aset GMB dan mengganti namanya menjadi PN Tambang Timah Belitung.

Lalu pemerintah Indonesia menggabungkan PN Tambang Timah Belitung, PN Tambang Timah Bangka dan PN Tambang Timah Singkep menjadi satu, yaitu PN Tambang Timah yang dikenal dengan PT Timah.

Kawan tambang, sejarah tambang timah Indonesia menceritakan bahwa bukan hanya bangsa negeri ini yang menikmatinya, namun bangsa Eropa dan juga Jepang serta pekerja tambang China mendapatkan manfaat darinya.  

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer