Dalam dunia pertambangan smelter memiliki fungsi utama untuk membantu memisahkan mineral dari material bawaan yang tidak diinginkan. Proses ini akan terjadi dalam tahapan produksi, yang mana material bawaan akan dibersihkan dengan teliti dan dimurnikan pada fasilitas smelter.
Apabila mengulas lebih dekat fungsinya, penggunaan smelter di pertambangan juga mampu meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, perak, dan mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir.
Perlu diketahui, pembangunan smelter diwajibkan bagi seluruh perusahaan tambang yang ada di Indonesia. Semua cakupan tersebut berlaku untuk perusahaan tambang besar dan kecil. Ketetapan ini sendiri sudah tertuang dalam Undang-undang No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (minerba) mewajibkan perusahaan pertambangan agar membangun pabrik pengolahan bijih mineral (smelter).
Dari himpunan data yang dirilis pada 2014, setidaknya sudah ada 66 perusahaan yang sedang melakukan pembangunan smelter. Namun, dalam realisasinya di tahun 2020 akhir, baru ada 30 fasilitas smelter yang dibangun dan masih akan terus ditargetkan bertambah.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik kala itu mengatakan, 66 perusahaan tersebut merupakan bagian dari 253 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang menandatangani pakta integritas sejak Peraturan Menteri No.7/2012 diterbitkan. Aturan ini turut mengikuti kebijakan pemerintah di tahun 2014 yang menginisiasi pelarangan ekspor mineral mentah.
Dari 66 perusahaan yang telah berkomitmen tersebut terdapat 25 perusahaan saja yang telah berada di tahap proses akhir pembangunan smelter. 15 perusahaan dicatat pemerintah tengah melakukan ground konstruksi dan 10 perusahaan tengah konstruksi. Sisanya, 16 perusahaan baru mengurus izin analisis mengenai dampak lingkungan. Selain 66 perusahaan, terdapat 112 perusahaan yang juga telah menandatangani pakta integritas masih dalam proses studi kelayakan. Sisanya sebanyak 75 perusahaan tidak melakukan apa pun.
Baca Juga : Kejar Target Investasi Minerba 2021 Lewat Hilirisasi
Kendati demikian, pembangunan smelter ini tidak lepas dari berbagai kendala yang mengikutinya. Kendala pembangunan smelter ini meliput, pembebasan tanah atau lahan yang tidak mudah, pasokan dan ketersedian listrik, perizinan pembangunan smelter yang tidak mudah, dan yang terutama adalah keterbatasan biaya juga menjadi hambatan dalam pembangunan smelter.
Namun, jika melihat strategi negara sekarang yang fokus membangun smelter, diperkirakan Indonesia bisa menjadi supplier tembaga terbesar di dunia, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak perusahaan tambang yang sudah tidak diragukan lagi kinerjanya.