Harga Batubara Diprediksi Naik – Kurangnya pasokan pekan ini diperkirakan akan kembali menaikkan harga batubara. Sementara pekan lalu, harga meroket hampir 7% setelah Uni Eropa dan Jepang melarang impor batubara dari Rusia.
Sejak Selasa (12/4/2022) harga batubara juga kembali menyentuh level US$ 300 per ton setelah hampir sebulan berada di bawah level tersebut, Kamis (14/4/2022) turun tipis 0,7%.
Namun secara keseluruhan, dalam sepekan harga batubara masih naik 6,9% point to point. Dalam sebulan, melonjak 5,5% dan melesat 253,3% dalam setahun.
Demi mengatasi masalah ini, Indonesia belum mampu menutup kekurangan pasokan tersebut. Per 17 April 2022, ekspor batubara Indonesia sebanyak 49,73 juta ton sementara produksinya sebesar 159,4 juta ton. Penyebabnya adalah ketatnya syarat ekspor yang diajukan oleh pemerintah, sehingga produsen batubara harus memenuhi kewajiban DMO terlebih dahulu.
Baca Juga: Coking Coal, Alternatif Batubara Bersih di Masa Depan
Australia sebagai salah satu pemasok utama dunia juga belum bisa memulihkan produksi batubara secara penuh karena terkendala banjir di Februari.
Pada tahun 2020, perdagangan global batubara thermal mencapai 978 juta ton. Indonesia adalah eksportir terbesar dengan besaran hingga 40%. Australia di posisi kedua dengan porsi 20%, disusul Rusia (18%), Afrika Selatan (8%), Kolombia (5%) dan Amerika Serikat (2,5%).
Pada 2020 pasokan batubara energi tinggi di Uni Eropa mencapai 146 juta ton, 57 juta ton diproduksi sendiri sementara 89 juta diimpor.
Diproyeksikan tahun ini harga batubara diprediksi naik 27% dibandingkan proyeksi sebelumnya, menjadi US$ 240 per ton.