Berdasarkan laporan tahunan Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM 2020, Kideco berada di urutan ketiga terbesar produksi batubara nasional.
Total produksi Kideco adalah sebesar 32,99 juta. Pada laporan tersebut terdapat 62 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Produksi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambaangan Batubara (PKP2B).
Untuk posisi pertama masih dipertahankan oleh anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC). KPC sebagai pemegang PKP2B sepanjang 2020, memiliki total produksi 59,7 juta ton.
Disusul dengan PT Adaro Indonesia yang merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di posisi kedua. Total produksi ADRO sepanjang tahun 2020 adalah sebanyak 46,7 juta ton.
Pada laporan terkait, total produksi batubara pemegang PKP2B pada tahun lalu sebesar 305.403.531 ton.
Seluruh produksi batubara tersebut berasal dari lima provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Jambi.
Berikut daftar produsen batubara pemegang PKP2B dengan produksi terbesar pada 2020, setelah urutan ketiga Kideco:
- PT Borneo Indobara sebanyak 30,49 juta
- PT Berau Coal sebanyak 23,43 juta
- PT Arutmin Indonesia sebanyak 20,96 juta
- PT Indexim Coalindo sebanyak 11,82 juta
- PT Multi Harapan Utama sebanyak 11 juta
- PT Indominco Mandiri sebanyak 8,9 juta
- PT Mandiri Inti Perkasa sebanyak 5,9 juta
Adapun PT Bukit Asam (Persero) yang memiliki IUP BUMN, menjadi satu-satunya perusahaan dengan total produksi sebanyak 24,24 juta ton.
Baca Juga: Kementerian ESDM Kembangkan Anoda Baterai dari Batubara
Sedangkan untuk IUP Penanaman Modal Asing, terdapat 68 perusahaan dengan total produksi sebesar 29,46 juta ton.
PT Ganda Alam Makmur menjadi produsen terbesar yang menambah di Kalimantan Timur, dengan jumlah produksi 10 juta ton.
Posisi selanjutnya adalah PT Laskar Semesta total produksi batubara 2,84 juta ton. Lalu ada PT Karya Putra Borneo sebesar 2,41 juta ton dan PT Bina Insan Sukses Mandiri sebesar 2,13 juta ton.