Teknologi gasifikasi batubara sangat penting untuk diterapkan dalam industri pertambangan. Selain pemanfaatannya dapat membantu meningkatkan kinerja di bagian produksi, penerapan teknologi gasifikasi batubara juga berpotensi kuat dalam menyelamatkan roda perekonomian suatu negara.
Dalam pengertiannya, gasifikasi merupakan suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas.
Hingga saat ini gasifikasi batubara kerap digunakan sebagai cara alternatif pengganti bahan bakar minyak.
Cara ini dipilih karena udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran bahan bakar minyak.
Secara umum, gasifikasi batubara terbagi menjadi 3, yaitu, pembakaran (combustion), pirolisis (pyrolysis), pencairan (liquefaction), dan gasifikasi (gasification).
Pembakaran adalah pemanfaatan batubara secara langsung untuk memperoleh energi panas, menghasilkan produk sampingan berupa gas buang (flue gas) dan abu.
Pada prosesnya, batubara akan dibakar di boiler untuk menghasilkan panas yang akan digunakan untuk mengubah air menjadi uap air (steam).
Kemudian untuk pirolisis, batubara dipanaskan dalam kondisi tanpa oksigen. Pada keadaan demikian, zat terbang (volatile matter) di dalamnya akan terusir keluar.
Bila suhu pemanasannya rendah, proses ini disebut pirolisis suhu rendah (low temperature pyrolysis), proses ini menghasilkan produk berupa bahan bakar padat non asap (coalite).
Baca Juga: Perbedaan Eksplorasi dan Eksploitasi di Pertambangan
Sedangkan pada pirolisis suhu tinggi, bila batubara yang diproses adalah batubara kokas, maka akan dihasilkan kokas yang keras.