Green Mining Kunci Utama Investasi Tesla
Untuk bisa memenangkan investasi dari Tesla, perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang listrik, tak sebatas meletakkan potensi nikel, kobalt, dan mineral lainya.
Kerangka besar pola penambangan berbasis lingkungan harus menjadi yang utama.
Rencana Tesla membangun pabrik baterai lithium di Indonesia semakin santer terdengar.
Presiden Joko Widodo sampai turun tangan mengundang CEO Tesla, Elon Musk untuk berinvestasi ke Indonesia.
Pada pembicaraan sambungan telepon pada Jumat lalu, Elon Musk disebut menanggapi positif tawaran Jokowi.
Pada Januari 2021 nanti, tim Tesla akan datang ke Indonesia untuk menjajaki peluang kerja sama tersebut.
Namun, produsen mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) itu tak hanya melirik Indonesia saja.
India dan Thailand pun dalam radar perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Satu yang pasti, Tesla cukup selektif dalam memilih lokasi pabrik baterainya.
Elon Musk dalam pembicaraan dengan Jokowi menyebut hanya akan berinvestasi di negara yang memperhatikan aspek lingkungan dan kegiatan pertambangan berkelanjutan.
Syarat itu sebenarnya sejalan dengan tren global. Investor asing sekarang hanya mau menanamkan uangnya pada bisnis yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Harga Nikel Terangkat Berkat Pulihnya Industri China
Secara regulasi, konsep pembangunan berkelanjutan di Indonesia sudah cukup mumpuni.
Pengaturan mengenai perizinan lingkungan, reklamasi dan pascatambang, dan kewajiban praktik penambangan yang baik tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batubara alias UU Minerba dan Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH).