Pada Jumat lalu (22/7/2022) harga batubara bangkit dan melesat sampai 4,9%. Harga kontrak Agustus di pasar Newcastle ditutup melompat di harga US$ 399,05/ton.
Pasar kini menunggu apakah batubara bisa kembali menembus level psikologis US$ 400/ton di tengah masih tingginya kekhawatiran pasokan gas di Eropa.
Naik turunnya harga batubara disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan pasokan gas di Eropa, tetapi di sisi lain ada bayang-bayang resesi yang bisa menekan harga komoditas. Kedua faktor tersebut diperkirakan masih akan menggerakkan harga batubara pada pekan ini.
Baca Juga : Pekan Ini, Harga Batubara Diprediksi Berada di Posisi US$400
Mengutip Hellenic Shipping News, prospek harga batubara masih akan naik meskipun ada kekhawatiran soal resesi dan perlambatan ekonomi.
Prediksi harga batubara naik juga diperkuat dengan masih terhambatnya pasokan gas bagi negara-negara Eropa akibat jaringan pipa gas bocor, dan belum kembali normal 100 persen. Terganggunya pasokan gas tentu membuat Eropa beralih ke batubara untuk memenuhi pasokan energi.
Batubara terbukti menjadi komoditas yang paling dibutuhkan di Eropa. Saat ini Uni Eropa menjadi importir terbesar batubara kelima di dunia pada semester I-2022. Mereka hanya kalah dengan India, China, Jepang, dan juga Korea Selatan.
Baca Juga : Meski Sempat Anjlok, Harga Batubara Masih Pepet US$/400/Ton
Bahkan, impor batubara negara-negara Eropa pada semester I-2022 mencapai 57,6 juta ton atau melesat 49,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.