Industri Pertambangan di Masa Depan: Bawah Laut dan Ruang Angkasa

Industri Pertambangan Masa Depan Bawah Laut
Industri Pertambangan Masa Depan Bawah Laut.

ilmutambang.com – Pertambangan merupakan industri tertua dan menjadi salah satu pondasi peradaban manusia. Saat ini, pertambangan telah menyumbangkan 12 persen pendapatan negara dari seluruh sektor yang ada. 

Namun untuk saat ini industri pertambangan menghadapi tantangan besar, yaitu meningkatnya populasi manusia. Hal Ini berarti meningkat juga kebutuhan dan permintaan terhadap mineral dan hasil tambang. 

Industri Pertambangan di Masa Depan

Proses penambangan menjadi semakin meningkat tingkat kesulitannya, apalagi jumlah cadangan yang terus menurun dan di sisi lain juga berdampak pada kondisi lingkungan sekitar. 

Perubahan dalam industri pertambangan tidak dapat dilepaskan dari dukungan teknologi, inovasi dan juga peluang-peluang baru. Oleh karena itu, keberhasilan dunia industri pertambangan di masa mendatang, salah satunya akan bergantung pada eksplorasi dan penambangan di tempat baru.

Pertambangan Bawah Laut

Penambangan di bawah laut merupakan salah satu konsep baru bagi industri pertambangan, dan teknologi pendukungnya juga sudah mulai banyak dikembangkan. Prospek penambangan bawah laut sangat- menjanjikan, apalagi data mencatat bahwa baru 5 persen dari permukaan bawah laut yang telah dieksplorasi.

Tentunya permukaan bawah laut sudah dipastikan mengandung material dan logam berharga, yang jauh lebih besar daripada di permukaan atau dalam tanah. 

Baca Artikel  Melihat Potensi Tambang Bawah Laut dan Ruang Angkasa

Kandungan nikel, cobalt, magnesium dan tembaga dapat ditemukan di permukaan bawah laut dengan suhu yang dingin. Sementara emas, bijih besi dan perak dapat ditemukan di permukaan bawah laut dengan suhu yang panas.

Pertambangan Ruang Angkasa

Sementara, penambangan di ruang angkasa mungkin dapat direalisasikan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Sebab NASA dan sejumlah ilmuwan telah mengembangkan konsep dan teknologi penambangan di ruang angkasa. 

Prosesnya dilakukan dengan meluncurkan roket yang dapat mendarat di asteroid, kemudian menggunakan teknologi robotik dan jaringan koneksi super cepat untuk mengendalikan robot-robot tersebut dalam mengekstraksi batuan asteroid dan mengirimkannya kembali ke bumi.

Baca Artikel  Produksi Batubara to The Moon, Penerimaan Negara Bertambah..

Melihat kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, bukanlah hal yang mustahil untuk melakukan kegiatan pertambangan di kedua tempat tersebut di masa depan.