Siapa sangka limbah batubara dari hasil proses kimiawi, biologi dan geologi endapan organik selama ratusan juta tahun bisa disulap menjadi perhiasan cantik, elegan, dan memikat mata.
Di tangan Alvinska Octaviana, mojang asal Bandung, Jawa Barat, proses sulapan itu terjadi. Berkat kreasi dan kegigihannya dalam mencari tahu tentang potensi material berharga tersebut, Alvinska berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam jumlah yang besar.
Alvinska menuturkan, sebelum lebih jauh mengenal manfaat batubara ini, ia hanya menekuni bisnis perhiasan yang diberi nama legam. Sampai suatu hari, ia mendapatkan kesempatan berkunjung ke Sawah Lunto di Sumatera Barat.
“Itu sekitar lima jam dari Padang. Saya mencoba mencari potensi alam yang ada di sana,” kata Alvinska.
Berbekal disiplin ilmu teknik, akhirnya mencoba mengolah limbah batubara menjadi pewarna tekstil. Ia dibantu oleh empat pengrajin batubara, di mana para pengrajin tersebut mengolah batubara dengan sangat detail sekali di patung hasil karyanya. Mereka biasanya membuat patung dengan ukuran yang besar-besar sekal.
Baca Juga : Mengenal Proses Terbentuknya Batubara
Apa yang dikerjakan para pengrajin tersebut mencuri perhatian Alvinska dengan cepat. Kendati demikian, dalam membuat patung dari limbah batubara biasanya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan lamanya. Baginya, pengerjaan selama itu bukanlah waktu yang sebentar. Dibutuhkan ide dan daya pikir yang tinggi agar menghasilkan kerajinan yang sesuai dengan perencanaan.
Perlahan namun pasti, Alvinska mulai beralih mengolah batubara dari untuk pewarna tekstil ke perhiasan. Ia membuat desain dan memadukannya dengan batubara yang dibuat si perajin.