Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia tak lantas membuat negeri ini lepas dari permasalahan di sektor pertambangan.
Saat ini, sektor pertambangan Indonesia bahkan mengalami tantangan di era revolusi Industri 4.0.
Harga jual beberapa komoditas mineral dan batubara sedang berada pada level kurang baik. Di lain pihak, tuntutan yang harus dipenuhi masih cukup banyak.
Kepatuhan kepada regulasi keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, reklamasi, pasca-tambang, tanggung jawab sosial, serta kelangsungan bisnis juga tak dapat diabaikan.
Kondisi ini memaksa manajemen perusahaan pertambangan berpikir lebih keras agar kinerja tetap sehat.
Beragam upaya pun dilakukan. Efisiensi sistem operasi pertambangan melalui inovasi-inovasi keteknikan, administrasi, dan manajemen merupakan upaya-upaya yang terlihat dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut.
Kepala PPSDM Geominerba, Dwi Nugroho mengatakan, pentingnya membangun pemahaman dan kesepakatan dalam mengembangkan SDM di bidang geominerba.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Gatot Ariyono selaku pembicara utama acara gala dinner, mengusung tema Kebijakan Pertambangan Minerba dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, KESDM telah menerapkan sistem digitalisasi pelaporan penjualan batubara, dengan meluncurkan aplikasi modul verifikasi penjualan (MVP).
Baca Juga: Manfaat Kegiatan Ekonomi Pertambangan Emas
MVP merupakan salah satu aplikasi pada sektor mineral batubara, untuk meningkatkan akurasi data penjualan batubara yang selama ini masih simpang siur.
“MVP akan dikenalkan pada perusahaan industri pertambangan, dan dapat diterapkan dengan modifikasi yang sesuai kebutuhan di daerah masing-masing,” ujar Bambang.