Salah satu tantangan terbesar di perusahaan tambang adalah longsoran. Secara umum proses longsoran adalah akibat air yang meresap ke dalam tanah yang mana jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka material tersebut menjadi licin dan material lapuk yang ada di atasnya akan bergerak mengikuti dan keluar lereng. Namun, perlu dipahami jika longsoran di lereng terbuka memiliki jenis yang berbeda-beda.Â
Sebagai informasi, faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng di tambang meliputi geometri lereng, aktivitas manusia, struktur geologi, keberadaan air tanah, serta sifat fisik dan mekanik batuan.
Melansir buku Duncan dan Christopher ( 2004), terdapat 4 jenis-jenis longsoran lereng yang dapat terjadi di tambang terbuka. Ulasannya sebagai berikut:
Longsoran Bidang
Longsoran bidang terjadi  pada batuan yang mempunyai bidang luncur bebas, yang mengarah ke lereng dan bidang luncurnya terdapat pada bidang diskontinu seperti sesar, kekar, liniasi atau bidang perlapisan. Jenis longsoran ini umumnya terjadi pada permukaan lereng yang cembung dengan kemiringan bidang kekar rata-rata hampir atau searah dengan kemiringan lereng.
Longsoran Baji
Longsoran ini terjadi pada batuan yang memiliki lebih dari satu bidang lemah atau bidang diskontinu yang bebas, dengan sudut antara kedua bidang tersebut membentuk sudut yang lebih besar dari sudut geser dalamnya. Biasanya jenis longsoran ini ditemukan pada garis perpotongan dua bidang kekar yang mempunyai kemiringan ke arah kemiringan lereng.
Baca Juga : Keren! Ini Alasan Memilih Jurusan Teknik Pertambangan
Longsoran Guling
Longsoran jenis ini dapat berbentuk blok maupun bertingkat. Sering terjadi pada lereng yang terjal pada batuan keras dengan bidang-bidang diskontinu hampir tegak atau tegak. Selain itu,longsoran guling akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah kemiringannya berlawanan dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya.
Longsoran Busur
Selanjutnya adalah jenis longsor busur. Longsor jenis ini sering terjadi di alam. Bentukan longsoran berupa tanah, sedangkan pada batuan keras, jenis longsoran ini hanya dapat terjadi apabila jenis batuan tersebut sudah lapuk dan mempunyai bidang-bidang diskontinu yang rapat ataupun menerus sepanjang sebagian lereng yang menyebabkan longsoran geser di permukaan.