Jumat, Maret 29, 2024
MinerbaBatubaraSekilas Cerita Lika-liku Berpuasa di Lokasi Tambang Batubara

Sekilas Cerita Lika-liku Berpuasa di Lokasi Tambang Batubara

ilmutambang.com – Berpuasa saat bekerja di tambang memang membutuhkan usaha kuat. Dengan keadaan cuaca panas terik, bahkan pada waktu tertentu bahkan dapat mencapai 34 derajat Celcius, tetapi pekerja perlu bekerja di lapangan seperti biasa. 

Sistem kerja yang lebih keras dan lokasi tambang biasanya di daerah pedalaman, tentu membuat pekerja dituntut untuk mampu bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang sangat berbeda. Bahkan ekstrem dari suasana perkotaan atau tempat-tempat dengan akses transportasi dan informasi yang mudah. 

Apalagi, pada saat bulan Ramadhan, bulan puasa yang jauh dari “kenyamanan”. Berpuasa di daerah tambang bukanlah hal yang mudah, namun harus tetap dijalankan. 

Baca Artikel  Kisah Pemuda Ubah Bekas Tambang jadi Lahan Produktif

Pada bulan Ramadhan, jam kerja memang biasanya dipersingkat hingga pukul 17.00 waktu setempat. Suasana berbuka puasa ramai dan merupakan saat yang selalu ditunggu oleh para pekerja tiap hari selama bulan suci itu.

Saat waktu berbuka, para pekerja berbondong menuju kantin untuk mengambil takjil. Namun ada beberapa yang shalat Maghrib lebih dulu. Setelah berbuka, mereka melanjutkan dengan shalat Isya dan Tarawih berjamaah di masjid mes, lalu mendengarkan ceramah.

Berbeda dengan saat berbuka, suasana sahur terlihat lebih sepi karena tidak semua karyawan sahur di kantin. Beberapa hanya minum air, namun ada juga yang makan sahur.  Bagi pekerja yang baru bergabung di dunia tambang, hal tersebut merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga. 

Baca Artikel  Tanpa Disadari, Ini 7 Manfaat Batubara Bagi Kehidupan

Hari-hari dilalui para pekerja tambang seperti sebuah siklus, kejenuhan akan segera muncul. Tetapi, dua bulan sekali siklus itu putus ketika masa cuti dua mingguan tiba. 

Perasaan pekerja tambang merupakan kombinasi dari rasa syukur, rindu dan kesabaran. Walaupun pekerja tambang memiliki roster kerja delapan minggu kerja dua minggu cuti. 

Persentase dalam setahun pekerja tambang hanya bertemu keluarga selama 20 persen dari total hari dalam setahun. Sebagian besar bahkan berlebaran di lokasi tambang, karena jadwal cutinya tidak bersamaan dengan hari raya.

Demikian kawan tambang, di balik semua proses berat yang dilaluinya tersebut para pekerja tambang memiliki tujuan dan niat, yaitu mencari rezeki yang halal untuk menghidupi dan membahagiakan keluarga dan ikut membangun negeri ini.

Baca Artikel  Anak Tambang Wajib Tahu Nih Apa itu Land Clearing!

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer